Pages

Monday, November 10, 2025

TEKS DESKRIPSI

 Sekolah SMPN 160 Jakarta memiliki suasana yang asri dan nyaman. sekolah ini berdiri sejak 48 tahun dengan bangunan 4 lantai yang didominasikan warna biru dan putih, mencerminkan ketenangan serta kedisiplinan. di halaman depan terdapat sebuah kolam ikan yang di hiasin tanaman dan pepohonan, serta lapangan basket, aula, dan masjid. 

SMPN 160 Jakarta memiliki fasilitas menunjang kegiatan belajar mengajar.Setiap ruang kelas dilengkapi dengan meja dan kursi yang tertata rapi, papan tulis, serta ventilasi yang baik sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman. Selain ruang kelas, terdapat pula perpustakaan yang lengkap dengan koleksi buku pelajaran, bacaan umum, serta literatur ilmiah. Ada juga laboratorium IPA, ruang komputer, dan lapangan upacara yang bisa di gunakan berbagai macam, seperti bermain, olahraga dan melatih kerja sama tim.

Di sekolah ini, kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan disiplin dan menyenangkan. Para guru mengajar dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Mereka bukan hanya membimbing kami dalam bidang akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral, kedisiplinan, dan semangat kebersamaan. Setiap siswa didorong untuk berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, seperti lomba olahraga, seni, dan kegiatan ekstrakurikuler.

sekolah ini juga mengadakan kegiatan positif seperti upacara bendera, sholat berjamaah, kerja bakti, kebersihan kelas serta peringatan hari hari besar nasional. kegiatan ini sangat membantu dalam mencintai sekolah serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar

Bagi saya, sekolah ini bukan hanya tempat untuk menimba ilmu, tetapi juga rumah kedua yang penuh dengan kenangan, kebersamaan, dan semangat untuk meraih cita-cita. Di sinilah saya belajar arti kerja keras, persahabatan, dan tanggung jawab. Sekolahku menjadi tempat terbaik untuk tumbuh, berkembang, dan mempersiapkan masa depan yang gemilang.

Wednesday, November 5, 2025

MELENGKAPI MATERI KELAS 9 BAB 5-8

 Rangkuman  Bab 5 – Peka terhadap Berbagai Permasalahan melalui Teks Tanggapan

1. Pengertian Teks Tanggapan

Teks tanggapan adalah teks yang berisi pendapat, reaksi, atau respon seseorang terhadap suatu peristiwa, masalah, karya, atau fenomena tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan penilaian, baik berupa persetujuan, pujian, ketidaksetujuan, maupun kritik yang membangun.

Melalui teks tanggapan, pembaca atau penulis diajak untuk lebih peka terhadap isu sosial, berpikir kritis, dan menyampaikan pendapat dengan santun serta logis.

2. Tujuan dan Fungsi

Tujuan utama teks tanggapan yaitu mempengaruhi atau membujuk pembaca agar memahami dan mungkin setuju dengan pandangan penulis.

Selain itu, teks ini juga berfungsi untuk melatih sikap apresiatif dan kritis, agar seseorang tidak menerima suatu hal secara mentah-mentah, tetapi mampu menilai baik dan buruknya.

Teks tanggapan juga bisa menjadi sarana untuk menyampaikan kritik atau saran secara sopan terhadap karya, kebijakan, atau perilaku tertentu.


3. Ciri Umum Teks Tanggapan

Bersifat persuasif, artinya bertujuan membujuk atau memengaruhi pembaca.

Disusun secara logis dan kronologis, mengikuti alur pembahasan yang runtut.

Mengandung pendapat pribadi yang disertai alasan yang masuk akal.

Disampaikan secara efektif, tidak bertele-tele, dan langsung pada inti persoalan.

Memiliki sikap objektif, artinya menilai berdasarkan fakta dan alasan yang jelas, bukan emosi.


4. Struktur Teks Tanggapan

Struktur teks tanggapan terdiri dari tiga bagian utama:

1. Kelebihan dan Kekurangan (Evaluasi Awal)
Bagian ini berisi penilaian mengenai sisi positif dan negatif dari objek yang ditanggapi. Tujuannya agar tanggapan tidak hanya berisi kritik, tetapi juga apresiasi terhadap hal yang baik.

2. Penilaian Keseluruhan (Argumentasi)
Di bagian ini penulis menjelaskan pandangannya secara menyeluruh terhadap objek tanggapan, didukung dengan alasan, bukti, atau contoh.

3. Resume (Simpulan)
Berisi ringkasan dari tanggapan yang sudah disampaikan sebelumnya. Resume juga dapat memuat saran atau harapan agar objek tanggapan bisa diperbaiki atau ditingkatkan.

5. Ciri Kebahasaan Teks Tanggapan

Teks tanggapan memiliki ciri kebahasaan khas yang membedakannya dari jenis teks lain, yaitu:

Kalimat kompleks, yaitu kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih (misalnya: “Meskipun film itu menarik, namun alurnya terlalu lambat”).

Kalimat aktif, agar tanggapan terdengar tegas dan langsung.

Kata tugas atau konjungsi, seperti karena, sehingga, agar, meskipun, tetapi, untuk menghubungkan ide antar kalimat.

Kalimat deskriptif, digunakan untuk menggambarkan objek tanggapan secara jelas.


6. Langkah-Langkah Menyimpulkan Isi Teks Tanggapan

Untuk membuat simpulan yang baik dari teks tanggapan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan:

1. Membaca teks secara menyeluruh untuk memahami konteks dan maksudnya.

2. Menentukan kalimat utama dari setiap paragraf sebagai inti pembahasan.

3. Menganalisis isi tiap paragraf dan menghubungkannya dengan paragraf lain.

4. Menyusun simpulan yang menggambarkan keseluruhan isi teks secara ringkas dan jelas.


7. Tata Cara Mengkritik yang Baik

Agar kritik dalam teks tanggapan diterima dengan baik, perlu memperhatikan etika dan cara penyampaian yang benar, yaitu:

Gunakan “cara kue lapis”, yaitu sampaikan kritik di antara dua pujian. Misalnya: “Film ini menarik dan penuh pesan moral, hanya saja durasinya terlalu panjang. Namun, akting para pemainnya sangat memukau.”

Gunakan bahasa yang santun dan sopan, hindari kata kasar atau menyudutkan.

Kritiklah perilaku, karya, atau ide, bukan pribadi orangnya.

Berikan saran atau solusi, agar kritik bersifat membangun, bukan menjatuhkan.

Tutup tanggapan dengan simpulan yang positif dan menyemangati.


Rangkuman Bab 6 – Membangun Sikap Kritis Melalui Teks Diskusi

1. Pengertian Teks Diskusi

Teks diskusi adalah teks yang membahas suatu isu atau permasalahan yang memiliki dua sudut pandang berbeda, yaitu pihak yang mendukung (pro) dan pihak yang menentang (kontra).
Tujuan utamanya adalah menemukan solusi terbaik melalui pertukaran pendapat yang logis, rasional, dan sopan.

Dalam kehidupan sehari-hari, teks diskusi sering digunakan dalam rapat, debat, forum publik, media sosial, maupun tulisan ilmiah populer, karena membantu masyarakat berpikir kritis dan tidak berpihak tanpa alasan yang jelas.

2. Fungsi Sosial Teks Diskusi

Fungsi sosial teks diskusi yaitu sebagai cara menyelesaikan masalah di tengah masyarakat dengan memperhatikan pandangan dari berbagai pihak.
Diskusi juga menjadi sarana untuk:

Melatih berpikir kritis dan terbuka terhadap perbedaan pendapat.

Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan menyampaikan argumen secara logis.

Menumbuhkan sikap demokratis, yaitu menerima perbedaan pandangan dengan saling menghormati.

Mencapai kesepakatan bersama yang bisa diterima oleh semua pihak.

3. Tujuan dan Manfaat Teks Diskusi

Teks diskusi tidak hanya untuk menyampaikan pendapat, tetapi juga untuk:

Menggali berbagai sudut pandang terhadap satu isu.

Menambah wawasan dan pemahaman terhadap suatu topik.

Mendorong sikap kritis dan analitis dalam berpikir.

Mengembangkan kemampuan berargumentasi berdasarkan fakta, bukan emosi.

Melatih empati dan toleransi, karena kita belajar mendengarkan serta menghargai pendapat orang lain.

4. Struktur Teks Diskusi

Struktur teks diskusi terdiri dari empat bagian utama yang tersusun secara logis:

1. Pendahuluan (Isu atau Masalah)
Berisi pengenalan topik atau permasalahan yang akan dibahas. Pada bagian ini, penulis menjelaskan latar belakang masalah secara singkat agar pembaca memahami konteksnya.

 Contoh: “Banyak pelajar kini lebih sering menggunakan gawai daripada membaca buku. Hal ini menimbulkan perdebatan mengenai dampak positif dan negatif gawai bagi pelajar.”

2. Argumen Mendukung (Pihak Pro)
Berisi pandangan yang mendukung isu. Disertai alasan logis, bukti, dan contoh nyata yang memperkuat pendapat pro.

> Misalnya: “Gawai membantu pelajar mengakses informasi dan belajar dengan cara yang lebih interaktif.”

3. Argumen Menentang (Pihak Kontra)
Menyajikan pandangan yang menolak atau tidak setuju terhadap isu yang dibahas. Diperkuat dengan data dan alasan yang jelas agar pembaca dapat menilai secara objektif.

> Misalnya: “Penggunaan gawai yang berlebihan dapat menurunkan fokus belajar dan mengurangi interaksi sosial secara langsung.”

4. Simpulan atau Rekomendasi
Bagian penutup yang merangkum kedua pendapat (pro dan kontra) serta menyajikan solusi atau jalan tengah yang bisa diterima bersama.

> Contoh simpulan: “Penggunaan gawai baik untuk belajar jika dilakukan secara seimbang dan bijak.”

5. Ciri Kebahasaan Teks Diskusi

Teks diskusi memiliki beberapa ciri bahasa khas agar argumen tersampaikan secara logis dan santun, yaitu:

Keterhubungan antar kalimat dan paragraf (kohesi dan koherensi), agar ide mengalir dengan lancar.

Menggunakan kata penghubung argumentatif, seperti: karena itu, akibatnya, namun, sebaliknya, sedangkan, oleh karena itu, di sisi lain, dan sebagainya.

Bahasa bersifat persuasif, untuk membujuk pembaca agar memahami pendapat yang disampaikan.

Bahasa santun dan objektif, menghindari kata kasar, emosional, atau merendahkan pihak lain.

Menggunakan kalimat aktif dan logis, serta kata-kata yang menunjukkan pendapat atau sikap, seperti menurut saya, dapat disimpulkan bahwa, hal ini menunjukkan...

6. Langkah-Langkah Menyusun Teks Diskusi

Untuk menulis teks diskusi yang baik dan logis, perlu mengikuti beberapa langkah berikut:

1. Menentukan topik atau isu yang menarik dan memiliki dua sisi pandang (pro dan kontra).

2. Menentukan tujuan penulisan, apakah untuk menyelesaikan masalah, memberikan solusi, atau membuka wawasan pembaca.

3. Mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk mendukung argumen.

4. Menyusun kerangka teks, meliputi bagian pembuka, argumen pro, argumen kontra, dan simpulan.

5. Menulis teks lengkap dengan memperhatikan keutuhan, logika, dan kesantunan bahasa.

6. Merevisi tulisan agar tidak ada bagian yang bias, tidak sopan, atau kurang mendukung logika diskusi.


Rangkuman Bab 7 – Hikmah di Balik Cerita Inspiratif

1. Pengertian Cerita Inspiratif

Cerita inspiratif adalah kisah nyata maupun fiksi yang berisi pengalaman seseorang dalam menghadapi tantangan hidup hingga akhirnya memberikan pelajaran dan motivasi kepada pembaca.
Cerita ini biasanya menggambarkan perjuangan tokoh utama untuk mencapai tujuan, menghadapi rintangan, dan bangkit dari kegagalan.
Melalui kisah seperti ini, pembaca diajak untuk meneladani sifat positif seperti kerja keras, kejujuran, keberanian, ketulusan, dan semangat pantang menyerah.

Cerita inspiratif tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga berfungsi sebagai media pembelajaran moral dan karakter, karena mengandung nilai-nilai kehidupan yang bisa diterapkan dalam keseharian.

2. Tujuan Cerita Inspiratif

Tujuan utama dari cerita inspiratif adalah:

Memberikan teladan melalui kisah tokoh yang menginspirasi.

Menumbuhkan semangat positif, agar pembaca lebih termotivasi dalam menghadapi masalah.

Mengajarkan nilai-nilai kehidupan, seperti kerja keras, keikhlasan, keberanian, dan rasa empati.

Meningkatkan kepedulian sosial, karena banyak cerita inspiratif bersumber dari kisah nyata di sekitar kita.

Menumbuhkan rasa optimisme bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.


3. Struktur Teks Cerita Inspiratif

Teks cerita inspiratif memiliki struktur yang membentuk alur cerita dari awal hingga akhir sebagai berikut:

1. Abstrak (opsional)
Bagian pembuka yang berisi gambaran umum atau ringkasan singkat cerita. Fungsinya untuk menarik minat pembaca agar ingin melanjutkan membaca.

> Contoh: “Kisah ini menceritakan perjuangan seorang anak yatim yang akhirnya berhasil menjadi dokter terkenal.”

2. Orientasi
Menjelaskan tokoh, latar, dan situasi awal cerita.
Di bagian ini, pembaca diperkenalkan pada siapa tokoh utamanya, di mana dan kapan cerita terjadi, serta latar belakang peristiwa.

> Contoh: “Di sebuah desa kecil, tinggal seorang anak bernama Andi yang rajin membantu ibunya berjualan di pasar.”

3. Komplikasi
Menunjukkan munculnya konflik atau masalah utama yang dihadapi tokoh. Biasanya bagian ini menjadi inti cerita dan paling menarik karena menggambarkan perjuangan tokoh.

> Contoh: “Suatu hari, ibunya jatuh sakit dan Andi harus bekerja keras menggantikan ibunya.”

4. Evaluasi
Bagian ini berisi awal dari penyelesaian masalah atau perubahan yang dialami tokoh. Tokoh mulai menemukan cara untuk mengatasi kesulitannya.

> Contoh: “Andi tetap bersekolah sambil bekerja. Ia mendapat beasiswa karena prestasinya.”

5. Resolusi
Menjelaskan bagaimana masalah akhirnya terselesaikan. Biasanya, tokoh berhasil mencapai tujuan atau menemukan hikmah dari pengalaman yang dilalui.

> Contoh: “Berkat ketekunannya, Andi berhasil menjadi dokter yang membantu masyarakat miskin di desanya.”

6. Koda (Penutup)
Menyampaikan pesan moral atau amanat dari kisah tersebut. Inilah bagian yang memberikan inspirasi dan pelajaran kepada pembaca.

> Contoh: “Kisah Andi mengajarkan bahwa kemiskinan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi.”

4. Ciri-Ciri Cerita Inspiratif

Cerita inspiratif memiliki ciri khas sebagai berikut:

Tokohnya mengalami perubahan positif dari awal hingga akhir cerita.

Mengandung pesan moral yang kuat dan membangun.

Ceritanya realistis atau bisa terjadi dalam kehidupan nyata.

Menggunakan bahasa yang menyentuh hati dan memotivasi pembaca.

Terdapat konflik dan penyelesaian yang membawa hikmah.

5. Unsur Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif

Dalam menulis teks inspiratif, penggunaan bahasa yang tepat sangat penting. Ciri kebahasaannya antara lain:

Kata/kalimat deskriptif → menggambarkan suasana, perasaan, dan tokoh dengan jelas.

> Contoh: “Wajahnya pucat, tapi matanya penuh semangat.”

Kata ekspresif → menonjolkan emosi tokoh seperti sedih, bahagia, takut, atau bangga.

> Contoh: “Ia menangis haru saat namanya diumumkan sebagai pemenang lomba.”

Penggunaan majas (gaya bahasa) → membuat cerita lebih indah dan hidup.
Jenis majas yang sering digunakan:

Metafora (perbandingan langsung): “Dia adalah bintang bagi keluarganya.”

Perumpamaan (menggunakan kata seperti “seperti” atau “bagai”): “Hatinya lembut bagai kapas.”

Repetisi (pengulangan kata): “Ia berlari, berlari, dan terus berlari mengejar mimpinya.”


6. Langkah-Langkah Menulis Cerita Inspiratif

Agar cerita inspiratif menarik dan bermakna, ikuti langkah-langkah berikut:

1. Tentukan tema dan amanat → Pilih topik yang mengandung nilai positif, seperti kerja keras, kejujuran, atau persahabatan.

2. Buat kerangka isi cerita → Tentukan alur (awal, konflik, akhir) agar jalan cerita teratur.

3. Tulislah pembuka yang menarik → Gunakan kalimat yang memancing rasa penasaran pembaca.

4. Gunakan bahasa ringan, alami, dan mengalir → Hindari kalimat yang kaku.

5. Libatkan emosi secukupnya → Cerita yang menggugah perasaan akan lebih mudah diingat pembaca.

6. Ciptakan ending yang istimewa → Akhiri dengan kejutan, hikmah, atau perubahan positif pada tokoh.

7. Pilih judul yang kuat dan inspiratif, singkat, tapi menggambarkan isi cerita.

7. Nilai dan Pesan dalam Cerita Inspiratif

Cerita inspiratif selalu mengandung hikmah dan nilai-nilai kehidupan, antara lain:

Kerja keras dan pantang menyerah.

Kejujuran, tanggung jawab, dan ketulusan.

Sikap peduli dan empati terhadap sesama.

Ketekunan dalam mencapai cita-cita.

Rasa syukur dan semangat positif menghadapi kesulitan.

Nilai-nilai tersebut membantu pembaca menjadi pribadi yang lebih baik, bijak, dan peka terhadap lingkungan sekitar.

Rangkuman Lengkap Bab 8 – Membangun Budaya Literasi dengan Mencintai Buku Nonfiksi


1. Pengertian Buku Nonfiksi

Buku nonfiksi adalah buku yang disusun berdasarkan fakta dan data nyata yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berbeda dengan buku fiksi yang bersifat imajinatif dan menghibur, buku nonfiksi bersifat informatif, edukatif, dan objektif.

Buku nonfiksi biasanya digunakan untuk menambah wawasan, memberikan informasi, menjelaskan suatu topik, atau menyajikan hasil penelitian.
Contoh buku nonfiksi antara lain:

•Buku pelajaran sekolah

•Ensiklopedia dan kamus

•Buku biografi tokoh terkenal

•Jurnal ilmiah dan esai

•Buku dokumenter

•Makalah, skripsi, tesis, dan disertasi

Dengan membaca buku nonfiksi, pembaca dapat mengembangkan pengetahuan dan membangun budaya literasi ilmiah.

2. Pentingnya Membangun Budaya Literasi

Budaya literasi adalah kebiasaan membaca, menulis, dan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari.
Membangun budaya literasi melalui buku nonfiksi bermanfaat untuk:

•Meningkatkan pengetahuan dan wawasan ilmiah.

•Mendorong kemampuan berpikir logis dan analitis.

•Menumbuhkan minat baca sejak dini.

•Membentuk karakter cerdas dan kritis dalam menyikapi informasi.

Seseorang yang memiliki budaya literasi tinggi akan lebih terbuka terhadap pengetahuan baru, bijak dalam menilai informasi, dan mampu berargumentasi dengan data yang kuat.

3. Perbedaan Buku Fiksi dan Buku Nonfiksi

Aspek Buku Fiksi Buku Nonfiksi

Isi Cerita rekaan, imajinatif, sering mengandung konflik dan emosi. Berisi informasi nyata, fakta, data, dan hasil pemikiran logis.
Tujuan Menghibur dan memberi pengalaman emosional. Memberikan pengetahuan dan informasi ilmiah.
Struktur Sampul, bab, alur, tokoh, konflik, dan tema. Sampul, daftar isi, bab, subbab, dan sistematika isi.
Bahasa Indah, ekspresif, penuh gaya bahasa dan majas. Formal, jelas, objektif, dan mudah dipahami.
Contoh Novel, cerpen, puisi, drama. Buku pelajaran, biografi, ensiklopedia, laporan ilmiah.

Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat membedakan antara tulisan yang bersifat hiburan dan tulisan yang bersifat ilmiah atau informatif.


4. Pengertian dan Tujuan Rangkuman

Rangkuman adalah kegiatan menyederhanakan isi teks atau buku tanpa mengubah makna aslinya.
Tujuannya adalah untuk menyajikan kembali inti atau pokok pikiran utama dari sebuah tulisan secara lebih singkat, padat, dan jelas.

Fungsi dari membuat rangkuman:

•Membantu pembaca memahami isi buku secara cepat.

•Menemukan gagasan utama dari setiap bagian tulisan.

•Melatih kemampuan menganalisis dan menulis ringkasan secara logis.

Sebagai bahan belajar, karena berisi inti penting dari buku yang panjang.

Dalam membuat rangkuman, penulis harus tetap menjaga urutan isi dan sudut pandang pengarang agar makna aslinya tidak berubah.

5. Langkah-Langkah Merangkum Buku Nonfiksi

Berikut tahapan yang harus dilakukan agar hasil rangkuman akurat dan sistematis:

1. Membaca buku secara menyeluruh.
Pahami isi umum buku untuk mengetahui tema, tujuan, dan cakupan pembahasan.


2. Perhatikan daftar isi dan kata pengantar.
Bagian ini membantu mengetahui urutan pembahasan dan sistematika buku.

3. Mencatat gagasan utama.
Catat ide pokok di setiap bab atau subbab, termasuk data penting atau fakta yang mendukung.

4. Menentukan bagian penting.
Pilih paragraf atau kalimat yang mengandung inti penjelasan, hindari detail yang tidak relevan.

5. Menyusun kembali hasil catatan.
Gabungkan semua gagasan utama menjadi rangkuman utuh dengan bahasa sendiri.

6. Meninjau ulang hasil rangkuman.
Periksa apakah rangkuman sudah ringkas, logis, dan sesuai dengan isi buku.

6. Langkah Merangkum dengan Peta Pikiran (Mind Map)

Selain dengan tulisan, merangkum buku nonfiksi bisa dilakukan dengan peta pikiran (mind map) agar lebih visual dan mudah dipahami.

Langkah-langkahnya:

1. Tuliskan judul buku di tengah kertas dan beri simbol atau ikon agar menarik.

2. Buat cabang utama untuk setiap bab besar dalam buku.

3. Kembangkan cabang utama menjadi subcabang sesuai dengan isi subbab.

4. Gunakan warna berbeda untuk membedakan tiap bagian atau tema.

5. Gunakan kata kunci singkat pada setiap cabang.

6. Hubungkan antar subcabang dengan garis penghubung agar terlihat keterkaitannya.



7. Hubungan Unsur-Unsur dalam Buku Nonfiksi

Buku nonfiksi memiliki susunan yang teratur dan berjenjang, mulai dari bagian besar hingga bagian kecil, seperti berikut:

Judul Buku → menggambarkan isi umum buku.

Bab → berisi topik-topik besar yang dijelaskan lebih detail.

Subbab → menjelaskan bagian tertentu dari bab.

Paragraf → membangun gagasan utama dan detail penjelasan.


8. Langkah Menyusun Tanggapan terhadap Buku

Setelah membaca buku nonfiksi, pembaca dapat memberikan tanggapan untuk melatih kemampuan berpikir kritis.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Baca buku dengan saksama sampai tuntas.

2. Tandai bagian-bagian menarik atau penting yang ingin ditanggapi.

3. Susun tanggapan secara objektif berdasarkan isi buku, bukan perasaan pribadi.

4. Gunakan alasan yang logis dan masuk akal untuk mendukung tanggapan.

5. Baca ulang tanggapanmu untuk memperbaiki kesalahan atau menambahkan kejelasan.

9. Manfaat Membaca Buku Nonfiksi

Dengan mencintai dan rutin membaca buku nonfiksi, kita mendapatkan banyak manfaat, antara lain:

•Memperluas wawasan dan pengetahuan ilmiah.

•Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.

•Membentuk kebiasaan membaca yang positif.

•Menambah kosakata dan kemampuan menulis.

•Mendorong minat untuk belajar dan meneliti.