Hujan baru saja reda di sebuah desa kecil bernama Sukamaju. Udara terasa segar, dedaunan masih basah, dan aroma tanah bercampur dengan embun pagi. Lani, seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun, berlari ke luar rumah sambil menenteng payung biru orang tuanya. Ia tahu, setelah hujan, langit sering menghadiahkan sesuatu yang indah.
Lani, jangan jauh-jauh! teriakan ibunya dari dalam rumah.
"Iya, Bu! Aku cuma mau lihat langit!" jawabnya sambil tersenyum.
Langkahnya berhenti di pematang sawah. Ia mendongak, dan benar saja sebuah pelangi melengkung indah di langit, dengan tujuh warna yang seakan menari bersama sinar matahari. Lani terpesona. Baginya, pelangi bukan sekadar fenomena alam, tapi tanda harapan.
Beberapa bulan terakhir, Lani sering merasa sedih. Ayahnya merantau jauh ke kota untuk bekerja, dan jarang pulang. Ia rindu kebersamaan sederhana: makan bersama, bercanda, atau sekadar mendengarkan suara ayah sebelum tidur.
Sambil menatap pelangi, Lani berbisik lirih, “Andai Ayah bisa cepat pulang, pasti indah sekali melihat pelangi bersama-sama.”
Tak lama kemudian, suara langkah mendekat. Ternyata sahabatnya Raka datang sambil membawa layang-layang yang sudah agak subur.
"Lani! Lihat, pelangi itu seperti jalan ke surga ya?" katanya riang.
Lani tersenyum. “Iya, Rak. Aku harap pelangi ini bisa menghubungkan hatiku dengan Ayah.”
Mereka berdua duduk di pematang, menatap langit bersama. Lani menyadari sesuatu: meski ayah jauh, ada sahabat, ibu, dan orang-orang di sekitar yang selalu menemani. Pelangi itu seolah mengajarkannya bahwa setelah hujan turun, selalu ada keindahan yang menunggu.
Hari itu, Lani berjanji pada dirinya sendiri. Ia tak akan larut dalam kesedihan lagi. Ia akan menunggu ayah dengan hati yang penuh warna, seperti pelangi yang mewarnai langit setelah badai.
1. Sinopsis Cerpen
Cerita ini mengisahkan seorang gadis kecil bernama Lani yang tinggal di desa Sukamaju. Seusai hujan, ia berlari keluar untuk melihat langit dan menemukan pelangi indah. Namun, di balik kekagumannya, ia menyimpan rasa rindu yang mendalam kepada ayahnya yang merantau dan jarang pulang. Kehadiran sahabatnya, Raka, membuat Lani merasa lebih kuat. Dari pelangi, ia belajar bahwa setelah hujan selalu ada keindahan. Lani pun berjanji pada dirinya untuk tidak larut dalam kesedihan, melainkan menunggu ayah dengan hati penuh harapan.
2. Analisis Unsur Intrinsik
a. Tema
Harapan dan keteguhan hati dalam menghadapi kerinduan serta kesedihan.
b. Tokoh Utama dan Watak/karakter
Lani: Tokoh utama, berusia 10 tahun, periang, penuh harapan, namun juga penyayang dan mudah merindukan keluarganya.
Ibu: Perhatian dan penyayang.
Raka: Sahabat Lani yang ceria dan selalu menghibur
Ayah: Tokoh yang dirindukan, pekerja keras.
c. Amanat
Jangan larut dalam kesedihan karena selalu ada harapan dan kebahagiaan setelah kesulitan.
Belajarlah bersyukur dan menghargai orang-orang yang selalu hadir di sekitar kita.
Kesabaran dan harapan akan memberi kekuatan dalam menanti kebahagiaan.
No comments:
Post a Comment